Hikayat Abdullah merupakan jilid ke-3 seri Karya Lengkap Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi yang diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Karyai ni terpanjang dan terkompleks yang dihasilkan oleh pengarang kelahiran Melaka ini, yang hidup 1796-1854.
Selain edisi litografi1849, Jilid 3 ini mengandung seluruh isi versi naskah 1843. Inilah pertama kali versi naskah diterbitkan. Naskah tersebut berisi beberapa kritikan pedas yang disensor oleh majikan Abdullah dalam versi cetak.
Jika dahulu peran Abdullah masih dianggap penting sebagai pembawa pembaruan dalam sastra Indonesia, kini sastra lama Indonesia, yaitu sastra Melayu, seolah-olah dijarakkan-paling tidak di pusat-sehingga dipandang sebagai sesuatu yang asing, malah dianggap sebagai milik Malaysia dan bukan lagi Indonesia. Anggapan demikian jelas dirasakan aneh oleh sebagian besar orang Sumatera. Inilah makna penting penerbitan karya lengkap Abdullah.
Bagaimanapun, perkembangan bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh Abdullah. Salurannya bukan melalui bahasa Melayu "tinggi" Riau. Di sini terdapat semacam ironi. Orang Kristen juga memainkan peran yang penting dalam perkembangan bahasa Indonesia modern. Mereka terendam dalam bahasa Melayu "tinggi" Alkitab. Terjemahan Alkitab yang paling diandalkan selama sekitar 50 tahun dihasilkan oleh H. C. Klinkert, dan tulisan yang menjadi contoh teladan utama Klinkert adalah tulisan Abdullah!
Komentar penulis terhadap Hikayat Abdullah dalam Jilid 3 ini berupaya memperlihatkan bahwa kearifan konvensional tentang karya Abdullah selama ini kurang tepat. Selain menggilap citra dirinya, ternyata tujuan utama Abdullah adalah memperjuangkan serta mempertahankan bahasa Melayu. Jilid 3 ini bertujuan sama. Biarlah bahasa ini tetap hidup sebagai bahsa dunia yang berwibawa; jangan dibiarkan menjadi kacukan Inggristiruan melulu.
Hikayat Abdullah merupakan jilid ke-3 seri Karya Lengkap Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi yang diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Karyai ni terpanjang dan terkompleks yang dihasilkan oleh pengarang kelahiran Melaka ini, yang hidup 1796-1854.
Selain edisi litografi1849, Jilid 3 ini mengandung seluruh isi versi naskah 1843. Inilah pertama kali versi naskah diterbitkan. Naskah tersebut berisi beberapa kritikan pedas yang disensor oleh majikan Abdullah dalam versi cetak.
Jika dahulu peran Abdullah masih dianggap penting sebagai pembawa pembaruan dalam sastra Indonesia, kini sastra lama Indonesia, yaitu sastra Melayu, seolah-olah dijarakkan-paling tidak di pusat-sehingga dipandang sebagai sesuatu yang asing, malah dianggap sebagai milik Malaysia dan bukan lagi Indonesia. Anggapan demikian jelas dirasakan aneh oleh sebagian besar orang Sumatera. Inilah makna penting penerbitan karya lengkap Abdullah.
Bagaimanapun, perkembangan bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh Abdullah. Salurannya bukan melalui bahasa Melayu "tinggi" Riau. Di sini terdapat semacam ironi. Orang Kristen juga memainkan peran yang penting dalam perkembangan bahasa Indonesia modern. Mereka terendam dalam bahasa Melayu "tinggi" Alkitab. Terjemahan Alkitab yang paling diandalkan selama sekitar 50 tahun dihasilkan oleh H. C. Klinkert, dan tulisan yang menjadi contoh teladan utama Klinkert adalah tulisan Abdullah!
Komentar penulis terhadap Hikayat Abdullah dalam Jilid 3 ini berupaya memperlihatkan bahwa kearifan konvensional tentang karya Abdullah selama ini kurang tepat. Selain menggilap citra dirinya, ternyata tujuan utama Abdullah adalah memperjuangkan serta mempertahankan bahasa Melayu. Jilid 3 ini bertujuan sama. Biarlah bahasa ini tetap hidup sebagai bahsa dunia yang berwibawa; jangan dibiarkan menjadi kacukan Inggristiruan melulu.